Seputar Travelling : Pada saat team Seputar Travelling berkunjung ke kota Ho Chi Minh City,tiba disana pada hari Rabu jam 8 malam,setelah perjalanan panjang dari Siem Reap,Kamboja. Sebenarnya momen perjalanan itu juga akan saya ceritakan dalam sebuah tulisan tersendiri. Sayangnya hampir semua dokumentasi saat itu tak berhasil di Recover setelah netbook saya hilang entah kemana. Hmmmm
Bus Mekong Express kami menemui titik tujuan akhirnya di Pham Ngu Lao Street, kawasan backpacker utama di Ho Chi Minh City, mirip dengan Khao San Road-nya Bangkok atau Pub Street-nya Siem Reap. Pham Ngu Lao penuh dengan bar, café, restoran, tempat makan, dan penginapan murah di kedua sisi jalan sementara para pelancong dari berbagai belahan negara memadati trotoarnya yang kecil.
Setelah beberapa saat berjalan tak tentu arah, mengambil uang di ATM, dan membeli sim card lokal seharga 100.000 VND. Saya dan team masuk ke sebuah tempat makan dengan sajian makanan khas Vietnam. Saya memesan semangkuk Pho dan kopi Vietnam seharga 55.000 VND. Tergolong murah dibandingkan dengan biaya makan di tempat serupa di indonesia.
Agen Judi Online Terpercaya
Hot vietnamese pho I ate at Pham Ngu Lao Street |
Sarapan pagi Banh Cuon Nong
Besok paginya, host kami, Nguyen van Vuong atau biasa dipanggil King, mengajak kami untuk sarapan Banh Cuon Nong di sebuah warung pinggir jalan di depan gang masuk komplek rumahnya. Wah, bener-bener live like a local!
Banh Cuon Nong (Vietnamese Rice Noodle with Pork & Mushrooms) |
Agen Judi Bola Terpercaya
Vietnamese Black Coffee
Sebagai penikmat kopi, kunjungan team ke Vietnam ini nggak boleh disia-siakan tanpa mencicipi segelas kopinya yang khas dari Negara Vietnam. Makanya, sesudah sarapan, saya mengatakan kepada King kalau saya ingin mencicipi kopi Vietnam. Keberuntungan kami, ada sebuah kedai kopi rumahan di depan rumah King. Jadi, kami hanya berjalan sebentar dari lokasi sarapan masuk kembali ke dalam komplek.
Saya memesan kopi hitam, sementara team yang nggak doyan kopi memilih jus jeruk untuk menemani paginya.
Vietnamese Iced Black Coffee (Ca Phe Sua Da) |
Harganya hanya 10.000 VND, alias goceng. Segelas kopi diberikan bersama segelas kecil es teh tawar untuk menetralkan citarasa kuat kopinya.
Banh Mi
Banh Mi adalah merupakan jajanan murah meriah mengenyangkan khas Vietnam, hanya 5.000 VND. Roti raksasa ini kami beli di Tao Dan Park, di pusat kota Ho Chi Minh City yang asri. Teksturnya renyah, tawar, tanpa isi, dan ada bagian yang berongga. Kami membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan Banh Mi tanpa rasa ini.
Banh Mi |
King mengatakan, di kawasan rumahnya yang notabene jauh dari pusat kota, Banh Mi hanya seharga 3.000 VND, itu pun sudah dengan macam-macam isi. Yah, nggak apa-apa, lagipula kami semua nggak melihat satu pun pedagang Banh Mi saat berada di sekitar rumahnya. Penjualnya menjajakan Banh Mi dengan bersepeda, sementara roti-roti Banh Mi ada di dalam karung.
Xien Que
Kami menikmati Xien Que saat diajak jalan-jalan di Distrik 7 oleh Justin dan Thuy, dua rekan King yang tersisa saat menemani kami berkeliling kota. Xien Que adalah piercing food ala Vietnam, sate-satean gitu deh, bukan cabe-cabean lho ya.
Xien Que |
Es Tebu
Seperti di Kamboja, es tebu juga menjadi minuman populer di Vietnam. Tapi, di sini es tebu (sugar can) diolah dan disajikan secara lebih professional daripada yang kami nikmati di Siem Reap, Kamboja. Dengan harga 5.000 VND / cup, es tebu dikemas dalam wadah dengan penutup dan sedotan. Segar dinikmati di tengah Ho Chi Minh City yang panas dan lembab!
Es Tebu Vietnam |
Che Buoi
Wah, banyak juga ya kuliner yang kami coba di Ho Chi Minh City, Vietnam. Ini adalah sajian keenam yang kami nikmati dalam bebrapa hari. Che Buoi adalah sup (bubur) manis khas Vietnam, terbuat dari buah pomelo dan kacang hijau yang diolah di dalam kuah santan. Yah, burjo-nya Vietnam gitu deh. Rasanya memang manis, tapi nggak berlebihan, cocok jadi makanan penutup dalam situasi dan cuaca apapun.
Che Buoi |
Che Buoi ini gue nikmati saat nongkrong bareng mahasiswa-mahasiswa didik King di dekat rumahnya yang juga menjadi tempat les bahasa Inggris. Sayang harganya lupa saya catat, tapi pokoknya murah banget!
Hu Tiu
Karena masih lapar, usai ngemil semangkuk Che Buoi, Saya dan tim mengajak King dan salah satu anak didiknya makan malam di warung pinggir jalan dekat rumahnya. Kali ini King membawa kami menikmati Hu Tiu, mie goreng Vietnam dengan potongan daging babi, disajikan dengan semangkuk kuah yang gurih.
Hu Tiu |
Seperti menu sarapan dengan Banh Cuon Nong, Hu Tiu ini juga memiliki porsi yang terbilang besar buat ukuran perut kami yang demokratis minimalis. saya mengambil kesimpulan, porsi makan orang Vietnam (juga Kamboja) cenderung lebih banyak dibanding porsi makan standar di Pulau Jawa. Untuk menu makan malam ini, cukup ditebus dengan uang senilai 21.000 VND saja.
Baca Juga : Makan Durian dan Camilan Khas Thailand
Agen Poker Online Terpercaya
EmoticonEmoticon